Desa Matano dan Nuha Siapkan Demplot Pertanian Alami
Dua desa di sekitar Dana Matano, yakni Desa Nuha dan Desa Matano menyiapkan lahan untuk praktek pertanian alami. Sudah seminggu lalu (7/09) masyarakat telah merampungkan demplot pertanian alami ini. Rencananya, akan ditanami tanaman sayur dan holtikulutur, seperti kangkung, sawi, tomat,terong, dan cabe. Penerapan pertanian alami ini diperkenalkan Perkumpulan Wallacea bersama Burung Indonesia sebagai upaya untuk menjaga ekosistem, dalam hal ini mengurangi pengaruh zat kimia masuk ke tanah dan mengurangi pengaruh masuknya residu zat kimia ke badan Danau Matano.
Setelah pengolahan tanah untuk lahan percontohan pertanian alami, masyarakat mengawali dengan menetralisir pengaruh zat kimia yang sudah ada dalam tanah dengan menyemprotkan air laut. Seminggu sampai dua minggu sebelum penanaman, dilanjutkan dengan penaburan kompos dari kotoran ternak.
Kepala Desa Nuha, Hasri mengatakan, sepuluh tahun lalu ibu rumah tangga di desanya menggalakkan tanaman sayur-sayuran dan holtikultur di halaman rumah. Hanya saja masih konvensional sehingga produknya belum sehat. ‘’Sekarang ini, kita mencoba menerapkan pertanian alami, supaya hasil sayur-sayuran kita lebih sehat karena tidak memakai pupuk kimia, ‘’ harapnya.
Cerita dari Alam
- Film Dokumenter
- Insights
- Komunitas Lokal
- Kreatifitas
- Masyarakat Hukum Adat dan Hutan Adat
- Media Rakyat
- Membangun Gerakan Rakyat
- Mitra Perkumpulan Wallacea
- Pemberdayaan Perempuan
- Pendidikan Hukum Rakyat
- Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Agraria
- Pengetahuan Ekologi Tradisional
- Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif
- Perkumpulan Wallacea
- Perlindungan Anak dan Pemenuhan Hak Anak
- Radio Komunitas
- Wallacea
- World