Mencetak Petani Organik Butuh Kemauan dan Semangat Besar
Perkumpulan Wallacea Palopo adakan Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Petani Kakao Terpadu dan Ramah Lingkungan. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini, 9-13 September 2014, di Kantor UPK Lamasi dibuka secara resmi oleh Camat Lamasi, Drs.Asrul Hayam.
Asrul Hayam sangat mengapresiasi kegiatan ini karena kegiatan ini salah satu langkah kongkrit dalam upaya menopang ketahanan pangan yang memang juga telah dicanankan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Lamasi pada khususnya dan masyarakat Luwu Raya pada umumnya.
Diakhir sambutannya beliau menekankan agar kiranya peserta dari tiga wilayah yang ada di Luwu Raya, yakni, Luwu, Palopo, dan Luwu Utara agar betul-betul serius dan fokus menerima materi, sehingga pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan ini bisa diaplikasikan dengan baik juga dapat ditransformasikan kepada petani-petani yang lain.
Pada pelatihan ini dihadirkan 2 narasumber, yaitu Subali dan Nurhaji Madjid, masing-masing dari Non Governance independent (NGI). Keduanya membagi pengetahuan dan pengalaman kepada peserta yang lebih banyak praktek di lapangan.
Selama lima hari kegiatan, banyak masalah pertanian yang dibahas, terkhusus pengelolaan dan pengembangan tanaman kakao. Di hari pertama, Subali menggali pengetahuan sekaligus menambah pemahaman petani tentang ekosistem atau lingkungan secara mendalam . Pengenalan ekosistem atau lingkungan ini diberikan kepada peserta dengan harapan agar para petani bisa memahami bahwa semua hal yang ada di lingkungan saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain. Dengan begitu petani bisa mengenal pentingnya keberadaan semua unsur yang ada di dalam ekosistem atau lingkungan, termasuk pentingnya keberadaan mikroorganisme yang berada di dalam tanah. Selain itu, petani juga dapat mengetahui perbedaan hama dan penyakit dalam sebuah tanaman sehingga betul-betul bisa menjadi petani organik yang mandiri.
Pelatihan ini lebih banyak memberikan pemahaman tentang kelebihan menjadi petani organik, dimana semua kebutuhan terkait pengelolaan dan pemeliharaan tanaman bisa didapatkan dari alam sekitar. Untuk menjadi petani organik, peserta diajari dan mempraktekkan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC), Pembuatan Micro Organisme Lokal (MOL), dan Pembuatan Pupuk Kompos, yang bahannya semua diperoleh dari alam dan mudah diperoleh seperti bahan pupuk kandang dari kotoran hewan, air kelapa, gula merah, batang pisang, dedak dan lain sebagainya.
Pelatihan yang diprakarsai oleh Perkumpulan Wallacea dan The Samdhana Institute ini, difokuskan kepada tanaman kakao sehingga yang dilakukan dalam praktek lapangan lebih kepada pengembangan dan pemeliharaan tanaman kakao, seperti Tehnik Sambung Pucuk, Sambung Samping, Sambung Mata, Pemangkasan, Sanitasi dan Pemupukan.
Di hari terakhir, peserta menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) tentang hal-hal yang akan dilakukan kedepan di wilayahnya masing-masing.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Wallacea, Sainal Abidin, menegaskan kepada para peserta bahwa sejatinya TOT yang berlangsung selama lima hari ini bukanpsemata-mata dilatih untuk menjadi pelatih bagi petani yang lain, tetapi terlebih lagi bagaimana setiap peserta dapat melatih diri masing-masing untuk mengaplikasikan semua materi dan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan ini. ”Ini soal kemauan dan semangat untuk bekerja,” ungkapnya. (*)
Cerita dari Alam
- Film Dokumenter
- Insights
- Komunitas Lokal
- Kreatifitas
- Masyarakat Hukum Adat dan Hutan Adat
- Media Rakyat
- Membangun Gerakan Rakyat
- Mitra Perkumpulan Wallacea
- Pemberdayaan Perempuan
- Pendidikan Hukum Rakyat
- Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Agraria
- Pengetahuan Ekologi Tradisional
- Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif
- Perkumpulan Wallacea
- Perlindungan Anak dan Pemenuhan Hak Anak
- Radio Komunitas
- Wallacea
- World