Masyarakat Persiapkan Lembaga Ekonomi Desa Kalotok

Diskusi Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Desa Kalotok

Berangkat dari diskusi kampung menyoal kelembagaan ekonomi  masyarakat Desa Kaltok yang dilakukan  Rabu (21/06), pelaku usaha lebah trigona dan pembibitan menyepakati perlunya kelembagaan ekonomi masyarakat yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami peternak lebah trigona dan pembibitan kakao yang ada di Desa Kalotok.

Janisra selaku Ketua Kelompok Tani peternak lebah trigona menyampaikan respon positif dari hasil pertemuan itu karena selama ini anggotanya membutuhkan peningkatan kapasitas dalam hal budidaya dan peningkatan produksi serta kualitas. Dia mengakui jika belum usaha madu trigona anggotanya belum optimal pengelolaannya.

‘’Setelah kami diberikan bantuan koloni dari Pemda Luwu Utara sekitar 3 tahun lalu, sampai saat ini tidak ada lagi pendampingan baik dalam bentuk pelatihan budidaya maupun pengoahan pasca panen. Saat ini sudah 50 persen dari kotak koloni  milik kelompoknya sudah tidak berisi. Kami juga baru sekali panen. Diajari caaranya oleh petani dari Uraso beberapa bulan lalu,’’ ulas Janisra mengenai persoalan yang dihadapi kelompoknya.

Dia berharap keberadaan lembaga ekonomi masyarakat ini nantinya membantu mengatasi  persoalan yang dihadapi selama ini.

Ajaluddin dengan bibit kakao Tri In One-nya

Demikian juga Ajaluddin, salah seorang pelaku usaha pembibitan di Desa Kalotok mengharapkan perlunya lembaga ekonomi masyarakat yang bisa memayungi usaha potensial mereka kelola, yaitu pembibitan.  Menurutnya, saat ini di  desanya sudah lebih sepuluh pembibit kakao tapi masih berjalan sendiri-sendiri belum terkelola dalam kelompok. Potensi bibit  kakao yang ada sekarang diperkirakan melebihi 100 ribu bibit.

‘’Kami selama ini  masih menyuplai setiap pengadaan bibit dan melayani kebutuhan bibit di tingkat lokal. Hampir semua pelaku usaha pembibitan masih otodidak, sehingga kami juga butuh tambahan pengetahuan  mengenai  pembibitan dari pihak yang terkait atau ahli di bidangya. Semoga apa yang dibahas tadi dengan adanya kelembagaan ekonomi dapat mengatasi persoalan kami dan meningkatkan pengetahuan para pembibit di sini,’’ jelas pria yang gemar melakukan uji coba bergabagi metode pembibitan secara otodidak.

Pak Ajaluddin sudah tanam bibit jenis Tri In One ini di kebunnya

Pria yang akrab disapa Ajhie ini telah berhasil menyambungkan tarra dan nangka dan berbagai tanaman lainnya. Satu bibit kakao-nya yang spektakuler, adalah Tri In One. Dia berhasil membibitkan 3 kakao menjadi 1 dengan cara sambung pucuk.  ‘’Saya sudah tanam berapa pohon bibit Tri In One di kebun. Untuk dijual dalam jumlah banyak belum ada rencana karena mau melihat dulu keunggulannya kalau ditanam, kalau sudah berhasil, baru bisa dipersiapkan untuk dijual,’’ tegas Ajhie.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi Kami

Hubungi kami dengan kontak langsung Atau Via Medsia Sosial perkumpulan Wallacea