Pertanian Alami Jaga Lingkungan Danau Matano
(Wallacea, news-) Pertanian Alami dapat menjadi solusi untuk menjaga lingkungan termasuk mengurangi limbah pertanian di Danau Matano. Pertanian Alami berupa pembuatan pupuk alami dan pestisida herbal ini memanfaatkan bahan yang bersumber dari alam seperti gula merah, jantung pisang dan lain lain. Hal ini terungkap saat Pelatihan Pertanian Alami yang dilaksanakan Perkumpulan Walacea Palopo kerjasama Perhimpunan Burung Indonesia di Desa Matano dan Nuha (27-29/7).
Fasilitator pelatihan Marsus Zakaria menjelaskan, penggunakan pupuk kimia atau pabrikasi dapat merusak unsur hara tanah jika digunakan dalam waktu lama. Selain kerusakan tanah, efek yang dihasilkan akan berpengaruh pada kondisi tanaman dan hasil produksi pertanian.
“Selama ini petani dibuat bergantung oleh perusahaan dengan pupuk dan pestisida kimia namun dengan kandungan yang ada dalam pupuk dan racun seperti itu dapat merusak lingkungan, layanan alam untuk manusia akan rusak,” ungkapnya.
Daming yang juga Ketua Kelompok Tani Langara Desa Matano mendukung pertanian alami yang bertujuan menjaga lingkungan.
Menurutnya selama ini warga desa hanya tahu menggunakan pupuk dan pestisida kimia untuk tanaman pertanian tanpa mengetahui akibat buruk bagi tanah dan lingkungan tempat tinggalnya.
“Saya setuju dengan pertanian alami ini karena selama ini kami hanya tahu menggunakan tapi tak pernah faham efek yang ditimbulkan. Semoga pertanian alami ini selain membantu menjaga lingkungan juga membantu petani dalam mengelola tanaman secara alami pula,” katanya.
Sementara itu tokoh masyarakat Desa Nuha Pak Muara dalam pelatihan pertanian alami kelompok tani Turea Desa Nuha Fadli mengharapkan agar pelatihan alami yang dilaksanakan perkumpulan Wallacea tidak hanya sekedar pelatihan, tapi tetap ada usaha untuk mengawal petani dalam penggunaan pupuk.
“Harapan kami tidak hanya palatihan dan praktek saja, tapi tetap harus ada pengawalan terhadap petani di Desa Nuha,” ungkap Pak Muara.
Marsus menambahkan dalam praktek pertanian alami harus teliti sebab penggunaan pupuk alami tetap memiliki efek negatif jika berlebihan dalam penggunaannya. “Penggunaan pupuk dan pestisida alami harus memerhatikan kondisi tanaman karena akan menentukan berapa dosis yang akan digunakan pula, dengan adanya pertanian alami ini kita harapkan memberi efek yang baik bagi petani untuk senantiasa menjaga lingkungan sekitar dan danau Matano kami dari Perkumpulan Wallacea akan tetap bersama dengan masyarakat untuk belajat bersama warga disini, ” tutupnya .
Untuk diketahui, berdasarkan hasil penelitian Mr Cho Han Kyu yang konsen pada natural farming Rusaknya tanah akibat penggunaan pupuk dan racun kimia akan berefek bagi tanaman, dan butuh waktu 21 tahun untuk kembali normal tanpa perlakuan apapun. Tapi dengan pertanian alami kondisi tanah tanah dapat dinormalkan kembali hanya dalam waktu satu minggu. (Acep Crissandy)
Cerita dari Alam
- Film Dokumenter
- Insights
- Komunitas Lokal
- Kreatifitas
- Masyarakat Hukum Adat dan Hutan Adat
- Media Rakyat
- Membangun Gerakan Rakyat
- Mitra Perkumpulan Wallacea
- Pemberdayaan Perempuan
- Pendidikan Hukum Rakyat
- Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Agraria
- Pengetahuan Ekologi Tradisional
- Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif
- Perkumpulan Wallacea
- Perlindungan Anak dan Pemenuhan Hak Anak
- Radio Komunitas
- Wallacea
- World