Warga Liku Dengen Uraso Panen Jengkol

Jengkol
Ibu ibu warga Liku Dengen Uraso memecah buah jengkol

Jengkol, baik bagi yang suka ataupun tidak, tanaman ini tetap mendapat perhatian. Di Liku Dengen Uraso tanaman ini terus dibudidayakan masyarakat  sebagai komoditi perbandingan dengan tanaman sawit.

Seliwati  perempuan pertama dari warga Liku Dengan yang memulai menanam jengkol dan menularkannya pada warga yang lain. Saat ini Seliwati telah menikmati hasil dari tanaman.  Kamis (6/4)  perempuan yang memeroleh salah satu penerima penghargaan Perempuan Pejuang Pangan bulan Agustus 2016 oleh Oxfam memanen tanaman jengkolnya.

Seliwati bercerita seperti biasa panen kali ini dibantu oleh warga Liku Dengen sekaligus memberikan upah bagi yang membantu.  “Ada 4 kwintal lebih hasil panen kali ini, itu  dari 12 pohon  jengkol yang berbuah, tapi belum semua tanaman jengkol berbuah. Harga jengkol  Rp 27.000 per kg,” ungkapnya.

jengkol 2
Hasil panen jengkol di Liku Dengen Uraso

Sebagai komoditi unggulan, warga Liku Dengen sudah menanam sekitar 2000  pohon jengkol dengan usia tanaman dua tahun.

Heri pemuda dari Liku Dengen menceritakan kisah jengkol ini.  “Tahun 2013 Bu Marla atau Seliwati mulai menanam jengkol, tahun 2015 kami warga Liku Dengen mulai menanam jengkol sekitar 2000 pohon,  tiga tahun ke depan jengkol itu akan mulai belajar berbuah.  Bu Marla yang panen 12 pohon baru-baru ini dapat penghasilan sekitar 10 juta dan sudah panen 2 kali dalam tahun ini. Kalau sudah berbuah semuanya Liku Dengan bisa jadi kampung jengkol,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hubungi Kami

Hubungi kami dengan kontak langsung Atau Via Medsia Sosial perkumpulan Wallacea